KATA
PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, khususnya kami sehingga
kami mampu menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam
selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, suri tauladan dan
cahaya petunjuk bagi umat Islam sedunia. Semoga syafaatnya mengiringi kita di
hari akhir. Amin.
Makalah
ini, kami susun sebagai bukti pertanggung jawaban kami kepada Bapak Dosen mata
kuliah yang bersangkutan atas tugas yang diberikan kepada kami. Makalah ini
juga kami persembahkan kepada Beliau untuk dapat dijadikan sebagai salah satu
acuan pembelajaran selanjutnya.
Terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terkait dengan penyususna
makalah ini. “Tiada Gading yang Tak Retak” sehingga kritik dan perbaikan serta
penilaian terhadap makalah ini sangat kami butuhkan. Mohon maaf apabila
ditemukan beberapa kesalahan yang bersifat teknik maupun dalam bentuk penulisan dan ejaan. Semoga bermanfaat.
Jakarta, 28
April 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
lstilah
kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno.
Curriculum berasal dan kata Curir, artinya pelari; dan curere artinya tempat
berpacu. Curriculum diartikan “jarak yang harus ditempuh” oleh pelari. Dari
makna yang terkandung dalam kata tersebut, kurikulum secara sederhana diartikan
sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh/diselesaikan anak didik
untuk memperoleh ijazah. Pada tahun 1950-an muncul dugaan kuat bahwa sekolah
memiliki kecenderungan kuat untuk mempengaruhi kehidupan murid dengan
program-program pendidikannya. Sementara anak juga memproleh pengalaman di luar
yang diprogramkan oleh sekolah. Karenanya mereka memahami kurikulum sebagai
semua aspek yang diprogramkan sekolah.
Adanya
kurikulum ini merupakan hal yang sangat penting, karena dari sinilah seorang
Guru bisa mengambil acuan ketika ingin memberikan pengajaran kepada peserta
didik. Dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka dalam proses
pembelajaran harus digunakan strategi-strategi tertentu agar lebih mudah untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum ini wajib adanya pada setiap Mata
Pelajaran termasuk di dalamnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan strategi pelaksanaan kurikulum PAI?
2.
Strategi
apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi Pelaksanaan Kurikulum PAI
Strategi
pelaksanaan kurikulum atau lebih khusus lagi proses belajar-mengajar adalah
cara bagaimana anak memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Dalam
hal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di ruang lingkup SMP/SMA, yang
namanya strategi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan
kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan
kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan, maka
kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan
di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia.
Dalam
Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional rumusan
tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan asmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tariggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dari tujuan nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan insfruksional. Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Kurikulum sebagai program pendidikan pada dasarnya masih merupakan niat atau rencana, sedangkan bagaimana operasionalisasinya, maka diperlukan strategi pelaksanaan kurikulum. Strategi pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan:
Dari tujuan nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan insfruksional. Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Kurikulum sebagai program pendidikan pada dasarnya masih merupakan niat atau rencana, sedangkan bagaimana operasionalisasinya, maka diperlukan strategi pelaksanaan kurikulum. Strategi pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan:
1.
Tingkat
dan jenjang pendidikan, yang dimaksud adalah tingkatan sekolah. Apakah SD/MI,
SMP/MTs atau SMA/MA. Seorang pendidik harus menyesuaikan cara mengajarnya
dengan tingkatan atau jenjang pendidikan peserta didiknya.
2.
Proses
belajar-mengajar, adalah interaksi antara guru dan murid yang membahas suatu mata
pelajaran.
3.
Bimbingan
dan penyuluhan
4.
Administrasi
supervise
5.
Sarana
kurikuler
6.
Evaluasi
atau penilaian, Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk menilai suatu kurikulum
sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevansi
dan produktivitas program dalam mencapal tujuan pendidikan. Evaluasi kurikulum
harus dilakukan secara terus-menerus.
Secara lebih operasional komponen strategi pelaksañaan kurikulum diartikan sebagai proses belajar-mengajar. Yaitu bagaimana cara siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, Metode kurikulum berkenan dengan proses pencapaian tujuan sedangkan proses itu sendiri bertalian dengan bagaimana pengalaman belajar atau isi kurikulum diorganisasikan. Setiap bentuk organisasi yang digunakan membawa dampak terhadap proses memperoleh pengalaman yang dilaksanakan. Untuk itu perlu ada kriteria pola organisasi kurikulum yang efektif.
Secara lebih operasional komponen strategi pelaksañaan kurikulum diartikan sebagai proses belajar-mengajar. Yaitu bagaimana cara siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, Metode kurikulum berkenan dengan proses pencapaian tujuan sedangkan proses itu sendiri bertalian dengan bagaimana pengalaman belajar atau isi kurikulum diorganisasikan. Setiap bentuk organisasi yang digunakan membawa dampak terhadap proses memperoleh pengalaman yang dilaksanakan. Untuk itu perlu ada kriteria pola organisasi kurikulum yang efektif.
Menurut Tyler
kriteria yang digunakan untuk merumuskan kurikulum adalah :
1.
Berkesinambungan.
Artinya saling hubungan atau jalin-menjalin antara berbagai tingkat dan jenis
program pendidikan.
2.
Berurutan, Artinya kurikulum diorganisasikan
dengan memperhatikan tahapan atau urutan bahan.
3.
Keterpaduan.
Artinya dalam menyusun program pendidikan atau kurikulum sebaiknya memiliki
huhungan horisorital pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, sehingga
dapat membantu anak memperoleh pengalaman tersebut dalam suatu kesatuan.
4.
Prinsip
Fleksibilitas. Artinya kurikulum yang dirumuskan hendaknya memiliki ruang gerak
baik bagi guru dalam mengembangkan program pendidikan maupun untuk murid untuk
memilih program yang ditawarkan.
B.
Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Secara
operasional penggunaan kurikulum oleh guru menencakup perumusan tujuan,
penentuan materi, menentukan strategi belajar dan mempersiapkan evaluasi. Semua
langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam persiapan mengajar secara
tertulis.
1.
Merumuskan
tujuan.
Setiap guru yang akan mengajar harus merumuskan tujuan
instruksional khusus (TIK) sebagai penjabaran lebih lanjut dan tujuan
instruksional umum (TIU) yang ada dalam GBPPS Setiap pokok atau. Sub pokok
bahasan yang diajarkan harus dirumuskan terebih dahulu TIK-nya agar dalam
pelaksanaannya lebih terarah, lebih mudah dievaluasi sejauh mana tingkat
keberhasilan yang dicapai. Karenanya ada beberapa ketentuan bagaimana
merumuskan TIK yang benar.
2.
Menentukan
isi pokok bahasan yang diambil dan GBPP.
berdasarkan urutan yang ada, atau rnencoba mengorganisasinya kembali untuk lebih efektif dan efisiensi proses belajar-mengajar Sebagai contoh, bagaimana mengajarkan shalat dikaitkan dengan pelajaran membaca Alqur’an. Karena didalamnya ada bacaan Al-Fatihah dan surat tertentu.
berdasarkan urutan yang ada, atau rnencoba mengorganisasinya kembali untuk lebih efektif dan efisiensi proses belajar-mengajar Sebagai contoh, bagaimana mengajarkan shalat dikaitkan dengan pelajaran membaca Alqur’an. Karena didalamnya ada bacaan Al-Fatihah dan surat tertentu.
3.
Merumuskan
bentuk kegiatan atau strategi belajar.
seperti menentukan metode yang digunakan, alat belajar dan lingkungan sebagai sumber belajar, langkah-langkah kegiatan sampai kepada bentuk evaluasi.
seperti menentukan metode yang digunakan, alat belajar dan lingkungan sebagai sumber belajar, langkah-langkah kegiatan sampai kepada bentuk evaluasi.
4.
Penilaian
kurikulum.
Guru setelah memberikan pelajaran dilanjutkan dengan evaluasi
belajar, untuk melihat sejauh mana proses belajar yang baru saja dilakukan
mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi sebaiknya mencakup dua aspek, yaitu
aspek perolehan dan aspek proses. Dengan mempelajari uraian di atas. anda
diharapkan dapat memperoleh gambaran yang cukup jelas tertang konsep dan
kedudukan kurikulum serta bagaimana mengembangkannya dalam kegiatan anda
sebagai guru baik di SD maupun MI.
Adapun
hal yang perlu diketahui menyangkut pelaksanaan kurikulum tersebut yakni
inovasi kurikulum. Yang dimaksud dengan Inovasi Kurikulum adalah suatu
pembaharuan atau gagasan yang diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu
sendiri. Tanpa ini bukan hanya pada pengembangan, melainkan juga terhadap
proses pendidikan sebagai implementasi suatu kurikulum menyeluruh, termasuk
terhadap penerapan pendidikan agama di SD. Sebagai contoh dari inovasi
kurikulum antara lain:
1.
Dari
sisi bentuk dan organisasi inovasinya berupa perubahan dari kurikulum 1968
menjadi kurikulum 1975 dan dan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1975 yang
disempurnakan dan dengan lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem
pendidikan riasional maka terjadilah perubahan kurikulum pada tahun 1994.
2.
Dan
sisi psikologi timbul masalah berkenaan dengan pendekatan belajar-mengajar yang
bau, maka muncul berbagai inovasi seperti keterampilan proses, CBSA dan belajar
tuntas.
3.
Dari
sisi sosiologis timbul masaah berkenaan dengan tuntutan masyarakat modern yang
semakin tinggi dan kompleks sehingga muncu1 inovasi berupa masuknya maka
peajaran keterampi1an, adanyal kerja dan gagasan muatan lokal.
4.
Dari sisi penyampaian pengajaran, inovasi
berupa sistem modul paket untuk pendidikan luar sekolah dan metode SAS
(Struktural Analisis Sintesis) untuk belajar membaca Aiquran.
Contoh Teknis
Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Didalam Kelas (Per Materi):
1.
Al-Qur’an
Mengenal kalimat dalam Al-Qur’an (membaca dan menulis kalimat dalam Al-Qur’an) dengan cara sebagai berikut.
Mengenal kalimat dalam Al-Qur’an (membaca dan menulis kalimat dalam Al-Qur’an) dengan cara sebagai berikut.
a.
Seorang
guru mengenalkan kepada peserta didik tentang dalil yang memperintahkan untuk
mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.
b.
Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik
tentang huruf-huruf hijaiyah yang ada 25, secara terpisah dan bertahap. Dan
selanjutnya meminta kepada mereka untuk membacanya, baik secara individual
maupun bersama-sama.
c.
Seorang
guru mengenalkan kepada peserta didik tentang cara penulisan huruf-huruf
hijaiyah. Bagaimana cara penulisan huruf pada posisi awal, tengah, akhir dan
tunggal.
2.
Aqidah
Mengenal sifat wajib Allah (menyebutkan dan mengartikan lima sifat wajib Allah).
Mengenal sifat wajib Allah (menyebutkan dan mengartikan lima sifat wajib Allah).
a.
Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik
tentang pengertian sifat wajib bagi Allah SWT.
b.
Seorang
guru mengenalkan kepada peserta didik tentang lima sifat wajib bagi Allah. Yang
kemudian meminta mereka untuk menyebutkannya secara berurutan.
c.
Seorang
guru mengenalkan kepada peserta didik tentang arti dari lima sifat wajib bagi
Allah, kemudian memberikan dan membacakan dalil-dalil yang berkaitan dengan
sifat-sifat itu.
3.
Akhlak
Membiasakan perilaku terpuji (menampilkan perilaku percaya diri, tekun dan hemat):
Membiasakan perilaku terpuji (menampilkan perilaku percaya diri, tekun dan hemat):
a.
Seorang
guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pengertian perilaku percaya diri,
tekun dan hemat.
b.
Seorang
guru menjelaskan kepada peserta didik tentang manfaat dari perilaku percaya
diri, tekun dan hemat.
c.
Seorang guru menganjurkan kepada peserta didik
agar menerapkan dan membiasakan perilaku percaya diri, tekun dan hemat dalam
kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar